Agama Islam
adalah agama yang mengandung ajaran lengkap di bidang akidah, ibadah, akhlak,
politik, ekonomi, militer dan sosial. Ini bukan sembarang klaim atau pengakuan
tak berdasar, sebagaimana dikatakan oleh sebagian orang. Sayangnya, sebagian
mereka ini adalah muslimin. Sebagaimana
kami katakan tadi, Islam memberikan program-program lengkap untuk kebahagiaan
manusia di dunia dan di akherat.
Sayangnya, tidak sedikit orang, bahkan dari kalangan muslimin sendiri, yang berpikir bahwa Islam tidak mampu mengatur semua urusan manusia di dunia ini, dan hanya mengurusi masalah-masalah ibadah dan urusan akherat saja. Pandangan seperti ini muncul dari beberapa faktor, diantaranya adalah kedangkalan pengetahuan agama mereka; kelemahan mental dan iman mereka, juga ketertipuan mereka ketika melihat gemerlapnya kehidupan orang-orang kafir, terutama di Barat,
Sayangnya, tidak sedikit orang, bahkan dari kalangan muslimin sendiri, yang berpikir bahwa Islam tidak mampu mengatur semua urusan manusia di dunia ini, dan hanya mengurusi masalah-masalah ibadah dan urusan akherat saja. Pandangan seperti ini muncul dari beberapa faktor, diantaranya adalah kedangkalan pengetahuan agama mereka; kelemahan mental dan iman mereka, juga ketertipuan mereka ketika melihat gemerlapnya kehidupan orang-orang kafir, terutama di Barat,
dan keberhasilan mereka menguasai segala
urusan kehidupan di dunia ini. Yang lebih aneh ialah bahwa sebagian mereka
meyakini ketidak mampuan agama (termasuk agama Islam) untuk mengatur urusan
dunia, karena mereka telah menyaksikan kegagalan agama Kristen dan juag agama
Yahudi dalam masalah ini. Padahal sebagaimana yang akan disinggung nati, agama
Islam memiliki perbedaan yang sangat menonjol dengan agama Kristen dan Yahudi
yang ada saat ini.
Yang jelas, pada umumnya mereka telah lupa, bahwa mencapai keberhasilan hidup
di dunia ini saja, berarti hanya memenuhi sebagian dari tuntutan kesempurnaan
manusia. Artinya, manusia bukan hanya memerlukan kebahagiaan di dunia, tapi
juga memerlukan kebahagiaan hidup di akherat. Akal manusia tidak mungkin
mencari jalan sendiri untuk mencapai kebahagiaan hidup di akherat, sehingga
untuk itu diperlukan bimbingan dari Pencipta dan Penguasa seluruh alam, baik
alam dunia maupun alam akherat, yaitu Allah swt. Sedangkan jalan kebahagiaan
akherat itu tidak lain harus ditempuh dalam kehidupan di dunia ini. Akal kita
saja tidak mungkin mengetahui, apa yang harus kita lakukan di dunia ini, untuk
kebahagiaan hidup kita di akherat. Di sinilah perlunya agama yang mengatur
semua perilaku kita, demi mencapai kebahagiaan di dua alam kehidupan, dunia dan
akherat. Dari sini saja, terutama jika direnungkan lebih dalam lagi, maka
seorang yang berakal jernih dan berhati bersih, akan meyakini bahwa ia
memerlukan bimbingan agama id dunia ini.
Sekarang marilah kita lihat ajaran agama
Islam itu sendiri. Apakah Islam menaruh perhatian pula kepada perilaku kita
dalam setiap urusan kehidupan di dunia ini? Mula-mula marilah kita lihat, bahwa
manusia ini terdiri dari lelaki dan perempuan, dan keduanya saling memerlukan.
Lelaki tertarik kepada perempuan dan perempuan tertarik kepada wanita. Mereka
memerlukan untuk menjalin hubungan dan menjalani hidup bersama, membina
keluarga dan membuat keturunan. Agama Islam datang memberikan peraturan yang
lengkap dalam masalah ini. Islam memberikan jalan kepada lelaki dan perempuan,
bagaimana mereka dapat menyalurkan saling ketertarikan diantara mereka, yaitu
lewat jalan pernikahan. Lebih lanjut, Islam juga mengatur, bahwa ada saat-saat
suami istri dilarang berhubungan intim, yaitu sata-saat haid. Islam juga
mengatur siapa saja yang boleh dinikahi oleh seorang lelaki. Hubungan-hubungan
kekeluargaan juga sangat ditekankan dalam Islam, baik yang berhubungan dengan
masalah pernikahan ini, atau masalah warisan, juga masalah larangan dan
bolehnya menunjukkan aurat, dan sebagainya.
Dalam menjalani hidupnya manusia juga
beraktifitas dan berinteraksi satu dengan yang lain. Mereka saling berjual
beli, dan melakukan berbagai hubungan kerja. Islam juga datang untuk mengatur
semua itu. Bisa dipastikan bahwa tidak ada agama yang mengatur urusan muamalah
diantara sesama manusia ini, dengan lengkap sebagaimana yang ada dalam ajaran
Islam. Lihat saja kitab-kitab fiqih, bab muamalah, terutama masalah jual beli
(atau Al-Bai'), perbankan, hutang piutang (atau Ad-Dain), pinjam meminjam
(Isti'aaroh atau I'aaroh), sewa menyewa (atau Ijaroh), dan lain sebagainya
dengan semua perincian dan masalah-masalah cabangnya. Islam juga mengatur
masalah zakat, infaaq, khumus, kaffarah, perpajakan, dan sebagainya yang semua
itu jelas-jelas menyangkut masalah ekonomi.
Islam juga mengatur masalah-masalah
yang berkenaan dengan militer dan memberikan kaedah-kaedah atau pedoman
utamanya dengan lengkap. Islam mendorong pembentukan kekuatan pertahanan untuk
menghadapi kemungkinan serangan musuh. Islam juga memberikan petunjuk dan kode
etik berperang, seperti larangan membunuh warga sipil, larangan merusak
bangunan dan properti umum, larangan menebangi pepohonan, tatacara
memperlakukan tawanan, pembagian harta rampasan, perjanjian perdamaian dengan
musuh, dan sebagainya. Singkatnya, Islam memiliki ajaran-ajaran, yang tentunya
harus diamalkan dengan sebaik mungkin, di semua bidang dan urusan kehidupan
manusia. Dimana semua itu merupakan bagian yang tak boleh dipisahkan dari
ajaran Islam.
Satu hal yang perlu pula ditekankan ialah
bahwa semua ajaran Islam tersebut tidak mungkin diamalkan dan diterapkan dengan
sempurna di tengah suatu masyarakat, kecuali jika masyarakat tersebut, dari
ujung atas hingga ujung bawahnya, kompak menjalankan ajaran Islam. Yang kami
maksud ialah bahwa pelaksanaan ajaran Islam ini harus didukung dengan perangkat
yang disebut "pemerintahan". Itulah negara dan pemerintahan Islam. Karena
tidak mungkin suatu masyarakat dapat menjalankan ajaran Islam dengan sempurna,
jika sistim pemerintahan tempat mereka hidup, tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Tepat sekali pepatah Arab yang mengatakan: "An-Naasu 'ala Diini
Muluukihim" yang artinya mansua itu mengikuti agama para penguasa
mereka.
Jika sebuah pemerintahan tidak Islami,
bagaimana mungkin akan menjalankan sistim ekonomi Islam? Bagaimana mungkin akan
memberlakukan sistim pendidikan Islam? Bagaimana mungkin akan menerapkan sistim
militer dan pertahanan Islam? Bagaimana mungkin kita akan mendidik anak-anak
kita agar menjadi muslim yang baik, sementara TV-TV, bioskop, filem-filem CD,
situs-situs internet, dan lingkungan di luar secara umum, menyajikan segala hal
yang bertentangan dengan akhlak dan moral Islam? Bukankah para orang tua dan
pendidik yang benar-benar ingin membina putra-putra muslim yang baik, selalu
mengkhawatirkan dan mencemaskan nasib anak mereka dari pengaruh pergaulan bebas
di luar rumah? Bahkan di dalam rumah juga. Semua itu adalah akibat pengamalan
ajaran Islam yang setengah-setengah dan tidak kaaffah. Padahal Islam sendiri
melarang pengamalan ajarannya dengan setengah-setengah ini dan menuntut
pengamalan yang kaaffah atau sempurna.
Pengamalan Islam setengah-setengah dan
tidak didukung oleh wadah yang namanya pemerintahan inilah, yang membuat umat
Islam mundur dan tertinggal dalam banyak bidang dibanding negara-negara kafir.
Kemunduran umat Islam seperti ini, kemudian dijadikan pegangan oleh orang-orang
kafir terutama di Barat, untuk semakin mendiskreditkan agama dan umat Islam,
dengan membesar-besarkan kemunduran, kebodohan, kemiskinan dan kelemahan
muslimin di mana-mana. Seolah kemunduran dan segala macam bencana umat muslimin
ini adalah gara-gara ajaran agama Islam, dan ketidak sediaan mereka mengikuti
cara hidup gaya
Barat. Sementara itu, jika ada sebuah negara ingin benar-benar menerapkan
ajaran Islam dengan sempurna, sebagaimana Iran , selalu diganggu oleh
kekuatan-kekuatan kafir itu. Karena mereka tidak mau muncul kekuatan yang akan
membuktikan efektifitas ajaran Islam.
Semoga Bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan sobat tinggalkan pesan dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan blog ini. Gunakan kata-kata yang sopan dan baik dan tidak ada unsur SARA.
terima kasih atas kunjungan anda.